dailybandung.com – Mobil hybrid memang sudah tidak asing lagi di Indonesia, namun harganya yang masih tinggi menjadi kendala bagi sebagian konsumen. Meskipun telah melalui berbagai pengembangan, harga mobil hybrid masih menjadi masalah yang perlu diatasi.
Pemerintah Indonesia telah memberikan insentif berupa diskon Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) sebesar 3 persen untuk mobil hybrid guna mendorong penggunaan kendaraan ramah lingkungan dan membuat harganya lebih terjangkau.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Mobil Hybrid
Menurut Philardi Ogi, selaku Public Relations Manager PT Toyota Astra Motor (TAM), ada beberapa faktor yang menyebabkan harga mobil hybrid masih tinggi:
1. Teknologi yang Berbeda: Mobil hybrid memiliki elemen baterai dan sistem kelistrikan yang lebih kompleks dibandingkan mobil konvensional. Hal ini tentu saja menambah biaya produksi dan harga jual.
2. Skala Ekonomi: Komposisi pasar mobil hybrid masih relatif kecil dibandingkan dengan mobil konvensional. Hal ini membuat biaya produksi per unit mobil hybrid masih tinggi.
“Jika dilihat dari komposisi pasar, pengguna hybrid baru mencapai 7 persen, masih kecil. Namun, jika komposisinya meningkat, misalnya 20 persen, maka skala ekonomi akan menurun karena teknologi akan semakin massal,” ungkap Ogi.
Potensi Penurunan Harga di Masa Depan
Meskipun saat ini harga mobil hybrid masih tinggi, Ogi menyampaikan bahwa teknologi hybrid mulai diperkenalkan pada mobil di segmen menengah. Tidak menutup kemungkinan di masa depan teknologi ini dapat diterapkan pada mobil di segmen yang lebih rendah, seperti Avanza.
“Kami masih mengembangkan dan mempelajari hal ini. Avanza merupakan produk yang muncul dari kebutuhan masyarakat,” ujarnya.
Harga mobil hybrid yang masih tinggi dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama teknologi yang lebih kompleks dan skala ekonomi yang masih kecil. Namun, dengan adanya insentif dari pemerintah dan potensi pengembangan teknologi hybrid pada mobil di segmen yang lebih rendah, diharapkan harga mobil hybrid dapat menjadi lebih terjangkau di masa mendatang.






